BELAJAR MEMBACA MELALUI KARTU BACA CA CI CU CE CO DAN DA DI DU DE DO
Kartu baca adalah kartu-kartu bergambar yang dilengkapi kata-kata, yang diperkenalkan oleh Glenn Doman, seorang dokter ahli bedah otak dari Philadelphia, Pennsylvania.
Gambar-gambar pada Kartu baca dikelompok-kelompokkan antara lain: seri binatang, buah-buahan, pakaian, warna, bentuk-bentuk angka, dsb.
Kartu Baca tersebut dimainkan dengan cara diperlihatkan kepada anak dan dibacakan secara cepat, hanya dalam waktu 1 detik untuk masing-masing kartu. Tujuan dari metode ini adalah melatih kemampuan otak kanan untuk mengingat gambar dan kata-kata, sehingga perbendaharaan kata dan kemampuan membaca anak bisa dilatih dan ditingkatkan sejak usia dini.
Kartu baca ini merupakan terobosan baru di bidang metode membaca dengan mendayagunakan kemampuan otak kanan untuk mengingat. Namun, sebagaimana umumnya metode-metode kartu belajar baru, metode kartu anak ini juga mendatangkan kritik dan tanda tanya dari masyarakat maupun profesional di bidang pendidikan dan perkembangan anak, bahkan ada yang menganggapnya mustahil.
Penyebabnya, dasar dari metode kartu baca adalah melatih anak menghafal asosiasi antara gambar dan kata-kata, sehingga ketika ia melihat kata-kata itu lagi di kemudian hari maka ia akan mengingat dan dapat mengucapkannya. Inilah yang disebut ”membaca”. Namun bila anak melihat kata-kata baru, ia tak dapat mengucapkannya karena belum pernah diperkenalkan sebelumnya.
Kartu baca dapat diberikan kepada anak sebagai sebuah permainan mengenal huruf dan kata-kata. Gambar-gambar kartu baca yang menarik dengan warna-warni menyolok akan disukai bayi dan anak-anak, sehingga ibu bisa mengajak mereka bergembira, bermain dan belajar dengan cara yang sederhana. Tak perlu menargetkan hasil yang muluk-muluk atau memaksa anak untuk menghafal sekian kata dalam sehari, apalagi sampai membanding-bandingkan dengan bayi atau anak-anak lain seusianya yang sudah lebih maju kemampuan belajar kartu belajar. Biarkan saja anak berkembang dan belajar kartu anak dalam temponya sendiri dan mengikuti kematangan fungsi-fungsi otaknya masing-masing, sebab setiap anak berbeda.
0 komentar:
Posting Komentar